Selasa, 25 Oktober 2016

PUISI

Bahagia yang Terbentang



Kau menggetarkan duniaku
Kau menerangi jiwaku

Tapi.. Apa dayaku?
Kau tengah bersamanya
Bersama pujaan hatimu

Senyum yang terkembang di bibirmu
Yang telah menyadarkanku

Aku memang sayang padamu
Tapi bahagiaku akan terbentang
Jika kau bersamanya

MATERI ICT 5

Membuat Nomor Halaman Pada Dokumen

Pada Insert tab, Header & Footer, klik Page Number.
Header Footer Group
Pilih letak nomor halaman:
Top of Page, untuk menempatkan nomor halaman di bagian atas (header).
Bottom of Page, untuk menempatkan nomor halaman di bagian bawah (footer).
Page Margins, untuk menempatkan nomor halaman di dekat marjin halaman.
Current Position, untuk menempatkan nomor halaman di posisi kursor.
Klik bentuk nomor halaman yang diinginkan dari galeri.
Tutup header/footer dengan mengklik ganda pada area dokumen atau klik tombol Close Header and Footer.


Merubah Format Nomor Halaman

Misalnya, merubah format nomor halaman dari 1,2,3 ke format i,ii,iii.

Klik ganda pada header/footer tempat nomor halaman berada untuk memunculkan Header & Footer Tools.
Pada Design tab, Header & Footer, klik Page Number, dan kemudian klik Format Page Numbers.
Page Number Format
Di kotak dialog PageNumber Format, bagian Number format, klik tanda panah dan pilih gaya penomoran yang diinginkan.
Klik OK.


Merubah Penomoran Halaman

Klik ganda pada header/footer untuk memunculkan Header & Footer Tools.
Pada Design tab, Header & Footer, klik Page Number, dan kemudian klik Format Page Numbers.
Di kotak dialog PageNumber Format, bagian Page numbering, pillih:
Continue from previous section, untuk melanjutkan nomor halaman dari section sebelumnya.
Start at dan isi nomor pada kotak di sampingnya, untuk memulai penomoran dari nomor tertentu.
Klik OK.


Merubah Jenis dan Ukuran Font Nomor Halaman

Klik ganda pada header/footer tempat nomor halaman berada untuk memunculkan Header & Footer Tools.
Pilih/sorot nomor halaman.
Pada mini toolbar yang muncul, lakukan format yang diinginkan.
mini toolbar


Membuat Letak Nomor Halaman Yang Berbeda Di Halaman Ganjil Dan Genap

Different Odd Even Pages
Seperti contoh di atas, kita akan membuat halaman ganjil memiliki nomor halaman di sebelah kanan. Pada halaman genap, nomor halaman di sebelah kiri.

Klik ganda pada header/footer tempat nomor halaman berada untuk memunculkan Header & Footer Tools.
Pada Design tab, grup Options, centang kotak Different Odd & Even Pages.
Header Footer Option
Pada halaman ganjil, buat nomor halaman di sebelah kanan.
Kemudian pindah ke halaman genap, dan buat nomor halaman dengan posisi di sebelah kiri.
Selanjutnya setiap kita menambah halaman baru, maka posisi nomor halaman akan mengikuti format yang telah dibuat.


Membuat Letak Nomor Halaman Pertama Yang Berbeda Pada Setiap Bab

Different First Page
Seperti contoh pada gambar, halaman pertama pada setiap bab akan berbeda posisinya dengan halaman-halaman yang lain. Biasanya untuk pengaturan seperti ini, ada yang memisahkan setiap bab dalam dokumen yang berbeda.

Tetapi dengan penggunaan section break maka kita dapat menggabungkan beberapa bab dalam satu dokumen yang sama.

Lebih jelasnya tentang penggunaan section break dapat dibaca di artikel ini: Gunakan Section Break untuk Mengatur Layout dan Format Dokumen di Word.

Klik ganda pada header/footer untuk memunculkan Header & Footer Tools.
Pada Design tab, grup Options, centang kotak Different First Page.
Pada halaman pertama, buat nomor halaman seperti contoh pada gambar.
Kemudian pindah ke halaman kedua, dan beri nomor halaman di kanan atas.
Selanjutnya kita akan membuat section baru untuk memisahkan antar bab. Taruh kursor di bagian yang ingin dibuat section baru (contoh pada gambar: di tulisan Chapter 2).
Pada Page Layout tab, Page Setup, klik Breaks.
Dalam grup Section Breaks, pilih jenis break Next Page. Sekarang lihat format nomor halaman pada section 2 akan sama dengan section 1.
Selanjutnya bila kita ingin menambahkan bab baru, ikuti langkah 5-7.


Membuat Format Nomor Halaman Yang Berbeda Dalam Dokumen Yang Sama

Format Nomor Halaman Berbeda
Seperti contoh pada gambar, halaman Daftar Isi menggunakan format angka romawi (i, ii, iii, dan seterusnya) sedangkan isi menggunakan angka arab (1, 2, 3, dan seterusnya).

Pada bagian ini juga akan digunakan Section Break.

Pisahkan antar bagian (Daftar Isi dan The Article) dengan section break. Pilih tipe break Next Page.
Tip: Kita bisa membuat section break dahulu, baru kemudian mengetikkan isi dokumen. Tandai dengan judul masing-masing section.
Pada Insert tab, Header & Footer, klik Page Number dan pilih Format Page Numbers.
Pada bagian Number format, pilih format angka romawi. Klik OK.
Pada Insert tab, Header & Footer, klik Page Number dan sekarang pilih Bottom of Page untuk menyisipkan nomor halaman.
Klik ganda pada footer di Section 2 (bagian The Article). Lihat contoh pada gambar.
Page Number - Footer
Selanjutnya pada grup Header & Footer, klik Page Number dan pilih Format Page Numbers.
Pada Page numbering klik Start At dan ketikkan angka 1. Klik OK.


Menghilangkan Nomor Halaman

Pada Insert tab, grup Header & Footer, klik Page Number.
Pilih Remove Page Numbers.
Untuk menghapus secara manual, klik header/footer dan pilih nomor halaman. Kemudian tekan tombol Delete.
Catatan:

Jika ada membuat different first-page atau odd and even header/footer, atau memiliki section yang tidak terhubung, maka pastikan untuk menghapus setiap nomor halaman pada tiap header/footer.

Rabu, 19 Oktober 2016

DASAR-DASAR MICROSOFT WORD 2010

    Microsoft Office 2010 merupakan perangkat lunak (software) office  versi 14, yang resmi di luncurkan pada bulan April 2010, versi ini adalah penerus ms. office yang sudah dirilis sebelumnya: office 2000, office xp (2002), office 2003, dan office 2007. 

    Microsoft office 2010 tersedia dalam beberapa paket edisi yang berbeda yaitu: edisi starter, home and student, home and business, standard professional, professional academic, dan professional plus. Perbedaan dalam setiap edisi office ada pada kelengkapan aplikasi dan harganya, berikut perbedaan dari kelengkapan aplikasinya:

Edisi Office 2010    Apalikasi di dalamny
starter    Hanya tersedia aplikasi word dan excel khusus starter edition
home and student    Word, excel, power point, onenote
home and business    Word, excel, power point, onenote, outlook
standard professional    Word, excel, power point, onenote, outlook,
Publisher, access
professional academic    Word, excel, power point, onenote, outlook,
Publisher, access
professional plus    Word, excel, power point, onenote, outlook,
Publisher, access, communicator, infopath, groove

    Di lihat dari tampilan dan program-program aplikasi nya Microsoft Office 2010 hampir sama dengan Microsoft Office 2007 yang  dirancang untuk dapat bekerja sama dan berkolaborasi sebagai suatu program aplikasi tunggal yang diharapkan mampu menyelesaikan berbagai pekerjaan anda sehari-hari dengan lebih efisien dan efektif.

    Pada modul 4 ini akan dibahas mengenai Dasar-Dasar Microsoft Word 2010. Microsoft Word 2010 merupakan salah satu program aplikasi yang berfungsi sebagai pengolah kata (Word Processor) yang akan membantu anda mulai dari membuat surat yang sederhana sampai membuat laporan yang lengkap dengan berbagai format tampilan, membuat dokumen berbentuk kolom, membuat tabel, membuat dokumen atau surat yang akan didistribusikan secara masal (mail merge), dan masih banyak lagi yang dapat anda buat pada program aplikasi Ms. Word 2010 ini

3.1    Menjalankan Program Aplikasi Microsoft Word 2010
    Untuk memulai atau menjalankan program aplikasi Microsoft Word 2010, langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.    Klik tombol     yang ada di taskbar
2.    Plih dan klik menu All Program > Microsoft Office> Microsoft Word 2010
3.    Tunggu sampai jendela kerja program aplikasi Microsoft Word ditampilkan
    Pada saat anda memulai program aplikasi Microsoft Word 2010, secara otomatis dokumen baru yang masih kosong yang diberi nama Document 1 akan ditampilakan dan siap anda gunakan.
3.2    Bagian-Bagian Jendela Microsoft Word 2010 

3.3    Mengoperasikan Dokumen
3.3.1    Membuat Dokumen Baru pada Ms. Word 2010
Anda dapat membuat dokumen baru yang masih kosong, dengan menggunakan langkah-langkah berikut ini:
1.    Klik tab File, kemudian klik New atau tekan tombol Ctrl+N pada keyboard. Kotak dialog New
2.    Pilih dan klik Blank Document kemudian klik tombol perintah   atau double klik pada Blank Document.
3.    Maka akan muncul dukumen baru yang masih kosong , anda dapat mulai mengetik dengan keyboard (papan ketik).

3.4    Menyimpan Dokumen
Penyimpanan dilakukan agar dokumen tidak hilang ketika komputer dimatikan, semua hasil pekerjaan anda pada program aplikasi Ms. Word 2010,
dapat anda simpan dengan menggunakan langkah berikut ini:
1.    Klik  tab File  kemudian klik Save atau Save As  atau tekan tombol Ctrl+S.
2.    Pilih tempat penyimpanan dokumen, tentukan lokasi folder.
3.    Pada kotak isian File Name, ketikkan nama file yang anda inginkan.
4.    Apabila diperlukan anda dapat memilih jenis dan bentuk format penyimpanan file pada tombol daftar pilihan Save as Type
5.    Klik tombol perintah Save
Catatan :
-    Untuk menyimpan ulang dokumen yang pernah disimpan dengan menggunakan nama yang sama klik Save atau tekan tombol Ctrl+S pada keyboard
-    Jika anda bermaksud untuk menyimpan dokumen, yang pernah anda simpan dengan nama yang lain/ berbeda pilih dan klik tab File lalu klik Save As

3.5    Membuka Dokumen
Untuk membuka kembali file dokumen , yang ada atau yang pernah dibuat sebelumnya, ikuti langkah berikut:
1.    Klik tab File , kemudian klik  open    atau tekan tombol Ctrl+O
2.    Pada tombol daftar pilihan Look in, pilih drive dan folder tempat dimana file tersimpan.
Anda juga dapat membuka kembali file yang tersimpan pada folder tertentu yang terdapat pada folder bar. Untuk menampilakan isi folder yang ada pada folder bar, cukup dilakukan dengan cara mengklik icon foldernya.
3.    Pada kotak isian File Name,  ketikkan nama file dokumen yang anda inginkan atau klik dua kali pada nama file yang anda inginkan.
4.    Apabila diperlukan pada tombol daftar pilihan Files of Type , anda dapat memilih jenis dan bentuk format penyimpanan file yang ingin ditampilakan atau dibuka kembali 
5.    Klik tombol perintah Open

3.6    Menutup Dokumen
Apabila dokumen telah selesai dan tidak akan anda edit lagi, anda dapat menutupnya dengan memilih dan mengklik tab File kemudian klik tombol 

3.7    Mengakhiri Penggunaan Program Aplikasi Ms. Word 2010
Setelah anda selesai bekerja dengan program aplikasi Microsoft  Word 2010, anda dapat mengakhirinya dengan menggunakan langkah berikut:
1.    Simpan dokumen, yang sudah anda buat.
2.    Klik tab File, kemudian klik tombol    atau klik  tombol    yang berada dipojok kanan atas jendela kerja.
3.    Tunggu sampai jendela program aplikasi Ms. Word 2010 ditutup.
   
3.8    Mengatur Format Teks dan Paragraf Pada Microsoft Word 2010
3.8.1    Mengatur Format karakter atau Teks
3.8.1.1  Mengatur Format karakter atau Teks Dengan Group Font
Untuk mengatur format karakter atau teks yang telah anda ketik, ikuti langkah berikut ini:
1.    Plih atau sorot format karakter atau teks yang akan anda atur formatnya.
2.    Pada Tab Home, dalam Group Font, klik salah satu tombol perintah pengaturan format karakter atau teks. Contoh : Gambar 3.3

3.8.1.2  Mengatur Format karakter atau Teks Dengan Kotak Dialog Font
Selain dengan cara diatas, anda juga dapat menggunakan kotak dialog Font untuk mengatur format karakter atau teks. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.    Plih atau sorot karakter atau teks yang akan anda format
2.    Pada Tab Home, dalam Group Font, klik   Font Dialog Box Launcher yang berbentuk icon kecil yang ada disudut kanan bawah. Kotak Dialog Font akan ditampilkan Lihat gambar 3.4
3.    Pada kotak Dialog tersebut, klik Tab Font untuk mengubah format tampilan karakter
4.    Pada kotak daftar pilihan Font, pilih dan klik font yang anda inginkan
5.    Pada kotak daftar pilihan Font Style, pilih dan klik gaya tampilan karakter yang anda inginkan.
6.    Pada kotak daftar pilihab Size, pilih dan klik ukuran karakter yang anda inginkan atau ketik ukuran yang anda inginkan pada kotak isiannya.
7.    Pada tombol daftar pilihan Font Color, pilih warna karakter yang anda inginkan
8.    Pada tombol daftar pilihan Underline Style, pilih jenis garis bawah yang anda inginkan. Jika perlu, pada tombol daftar pilihan Underline color, pilih warna garis bawah yang anda inginkan
9.    Beri tanda atau klik kotak cek efek yang anda inginkan pada bagian Effects
10.    Klik OK.

3.9    Menyisipkan Simbol
Untuk menyisipkan simbol khusus pada dokumen, ikuti langkah-langkah berikut ini:
1.    Tempatkan kursor ditempat anda akan menyisipkan simbol
2.    Pada Tab Insert, dalam Group Symbols, klik    Symbol. Kotak pemilihan simbol akan ditampilkan
3.    Pada kotak dialog tersebut, pilih dan klik simbol yang anda inginkan, jika tidak ada simbol yang sesuai klik More Symbol
4.    Untuk menyisipkan simbol yang telah anda pilih, klik tombol perintah Insert atau klik dua kali pada simbol yang anda inginkan

3.10    Menggunakan Drop Cap
Drop Cap atau dropped capital letter adalah karakter atau karakter pertama dalam paragraf yang ditampilak lebih besar dan mencolok. Untuk memberikan drop cap pada awal paragra, langkahnya:
1.    Pilih atau sorot karakter atau karakter pertama dari paragraf yang akan anda jadikan drop cap
2.    Pada Tab Insert, dalam Group Text, klik    Drop Cap. Kotak pemilihan drop cap akan ditampilkan.
3.    Pada kotak pemilihan tersebut, pilihdan klik drop cap yang anda inginkan. Jika tidak ada drop cap yang sesuai, klik  
4.    Pada bagian Position, pilih dan klik bentuk drop cap yang anda inginkan
5.    Pada bagian Option anda dapat melakukan berbagai pengaturan pada drop cap tersebut
6.    Klik OK

3.11    Mengatur Perataan Teks dalam  Paragraf
Perataan teks dalam paragraf dapat dilakukan dengan posisi rata sisi kiri (left align), rata sisi kanan (right align), di tengah (center) dan rata sisi kiri dan kanan (justify). Untuk mengatur parataan teks langkahnya adalah:
1.    Pilih dan tempatkan kursor pada paragraf yang akan anda atur perataannya
2.    Pada Tab Home, dalam Group Paragraph, klik salah satu tombol perintah pengaturan perataan teks berikut ini:
       Align Left atau tekan tombol Ctrl+L, untuk perataan kiri
      Centered atau tekan tombol Ctrl+E untuk penempatan di Tengah
       Align Right atau tekan tombol Ctrl+R, untk perataan kanan
      Justify atau tekan tombol Ctrl+J, untuk perataan dikiri dan kanan
Selain menggunakan cara di atas, anda dapat juga melakukan pengaturan perataan teks dengan langjah sebagai berikut:
1.    Pilih dan tempatkan kursor pada paragraf  yang akan anda atur perataannya
2.    Pada Tab Home, dalam Group Paragraph klik    Paragraph Dialog Box Launcher yang berbentuk icon kecil yang ada disudut kanan bawah.
3.    Pada kotak dialog tersebut klik tab Indents and Spacing
4.    Pada tombol daftar pilihan Alignment, pilih perataan teks yang anda inginkan.
5.    Klik OK

3.12    Mengatur Tabulasi (Tab Stop)
Untuk mengatur pemasangan tab stop, langkahnya:
1.    Tempatkan kursor pada posisi awal penggunaan tab stop
2.    Pada Tab Home, dalam Group Paragraph, klik   Paragraph Dialog Box Launcher yang berbentuk icon kecil yang ada disudut kanan bawah.
3.    Pada kotak Dialog Paragraph, klik tombol perintah Tabs.Kotak dialog Tabs akan ditampilakan.
4.    Pada kotak isian Tab stop position, ketik posisi tab stop yang anda inginkan
5.    Pada bagian Alignment, beri tanda atau klik salah satu tombol pilihan
6.    Pada bagian Leader, beri tanda atau klik salah satu tombol pilihan
7.    Klik tombol perintah set, untuk memasang tab stop tersebut pada garis mistar
8.    ulangi langkah 3 sampai 6 untuk memasang tab stop lainnya
9.    Jika perlu klik tombol perintah clear untuk menghapus tab stop tertentu yang tidak dibutuhkan lagi atau klik tombol perintah clear all untuk menghapus seluruh tab stop yang telah terpasang
10.    klik OK

3.13    Mengatur Jarak Spasi Baris
Untuk mengatur jarak spasi baris pada paragraf tertentu, ikuti langkah berikut:
1.    Pilih atau tempatkan kursor pada paragraf yang akan anda atur jarak spasinya
2.    Pada Tab Home dalam group paragraph klik   Line Spacing. Kotak pemilihan jarak spasi baris akan ditampilkan
3.    Pada kotak pemilihan tersebut , pilih dan klik jarak spasi baris yang anda inginkan
4.    Klik OK

3.14    Page Setup
3.14.1    Mengatur Ukuran Kertas
Untuk mengatur ukuran kertas yang akan digunaka, ikuti langkah berikut ini:
1.    Pada Tab Page Layout, dalam Group Page Setup klik   Size.
2.    Pada kotak pilihan ukuran kertas yang ditampilakan, pilih dan klik ukuran kertas yang anda gunakan
3.    Apabila ukuran kertas yang akan digunakan tidak ada yang sesuai anda dapat melakukan pemilihan dan pengaturan ukuran kertasdengan cara mengklik   
4.    Pada bagian Paper Size, lakukan pemilihan kertas atau gunakan kotak Widht untuk menentukan lebar kertas dan kotak Height untuk menentukan tinggi kertas sesuai dengan keinginan anda
5.    Klik OK

3.14.2    Mengatur Orientasi Kertas
Untuk mengatur posisi atau orientasi kertas yang digunakan ikuti langkah berikut:
1.    Pada Tab Page Layout, dalam Group Page Setup klik   Orientation. Dengan langkah ini kotak pemilihan orientasi kertas ditampilkan
2.    Pada kotak pemilihan orientasi kertas, klik salah satu pilihan yang anda inginkan

3.14.3    Mengatur Batas Margin
Untuk mengatur batas margin yang akan digunakan, ikuti langkah berikut ini:
1.    Pada Tab Page Layout, dalam group Page Setup, klik  Margin. Maka kotak pemilihan batas margin ditampilkan
2.    Pada kotak pemilihan tersebut, klik salah satu pilihan batas margin yang ingin anda gunakan
3.    Apabila batas margin yang akan digunakn tidak ada yang sesuai, anda dapat melakukan pemilihan dan pengaturan batas margin dengan cara mengklik   maka kotak dialog page setup – Tab Margin akan tampil
4.    Pada bagian Margins, tentukan jarak batas margin yang anda inginkan diantaranya : Top, Bottom, Left, Right
5.    Klik OK

3.15    Page Number (Memberi Nomor Halaman)
Word 2007 menawarkan berbagai alternatif dan kemudahan dalam menempatkan dan menampilkan nomor halaman. Nomor halaman yang anda teempatkan juga merupakan bagian dari Header dan Foote. Untuk memasang nomor halaman pada dokumen anda, ikuti langkah berikut:
1.    Pada Tab Insert, dalam Group Header & Footer, klik    Page Number. Maka kotak pemilihan penempatan nomor halaman akan tampil.
2.    Dengan kotak pemilihan penempatan nomor halaman tersebut anda dapat memilih letak halaman yang anda inginkan
3.    Untuk pengaturan penempatan nomor halaman lebih lanjut, pilih dan klik
4.    Pada kotak daftar pilihan Number format, pilih dan klik bentuk format penomoran yang anda inginkan
5.    Jika ingin dilengkapi atau diawali BAB atau Chapter beri tanda atau klik kotak cek Include Chapter Number. Kemudian tentukan Style dan separator yang ingin anda gunakan
6.    Pada bagian Page Numbering, tentukan apakah penomoran halaman ingin melanjutkan penomoran sebelumnya atau penomoran halaman dimulai dengan angka awal halaman tertentu
7.    Klik OK

8.    Untuk menghapus penomoran halaman, pada Tab Insert dalam Group Header&Footer klik   Page Number. Kemudian pilih dan klik

Chord Gitar Sheila On 7 - Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki


Intro : G C G C

G
Melihat tawamu
C
Mendengar senandungmu

G
Terlihat jelas di mataku
C
Warna-warna indahmu

G
Menatap langkahmu
C
Meratapi kisah hidupmu
G
Terlukis jelas bahwa hatimu
C                             G
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Interlude : G C G C

G
Sifatmu nan s’lalu
C
Redahkan ambisiku
G
Tepikan khilafku
C
Dari bunga yang layu

G
Saat kau disisiku
C
Kembali dunia ceria
G
Tegaskan bahwa kamu
C                             G
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Interlude : G C G C

G
Belai lembut jarimu
C
Sejuk tatap wajahmu
G               C
Hangat peluk janjimu hooo,.,
G
Belai lembut jarimu
C
Sejuk tatap wajahmu
G
Hangat peluk janjimu
C                             G
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Kamis, 13 Oktober 2016

Review buku Negara Paripurna karya Yudi Latif



REVIEW
NEGARA PARIPURNA
Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas
PANCASILA
Karya : Yudi Latif



Bab 1
PENDAHULUAN

Pancasila merupakan warisan jenius Nusantara. Sesuai dengan karakteristik lingkungan alamnya, sebagai negara yang memiliki banyak lautan yang ditaburi beribu-ribu kepulauan. Jenius Nusantara juga menggambarkan sifat lautan yang menyerap dan membersihkan, tanpa mengotori lingkungannya.
            Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menjadi titik strategis persilangan antar benua dan antar samudera. Dengan daya tarik kekayaan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia sejak lama menjadi titik temu penjelajahan bahari yang membawa berbagai arus peradaban. Maka, jadilah Nusantara sebagai tamansari peradaban dunia. Selain itu, jenius Nusantara juga merefleksikan sifat tanahnya yang subur, akibat muntahan debu vulkanik. Dengan demikian, jenius Nusantara adalah kesanggupan untuk menerima serta berbagi. Apapun budaya dan ideologi, selama dapat dicerna oleh tata nilai dan sistem sosial, maka dapat dengan bebas berkembang.
            Penindasan ekonomi-politik oleh kolonialisme-kapitalisme memang banyak menggerus sifat-sifat kemakmuran, kosmopolitan raligius, toleransi dan kekeluargaan dari tanah air ini. Karena hal itu sangat mempengaruhi aspek-aspek kehidupan di negara ini yang membuat negara menjadi tidak bisa berada dalam kebebasan yang nyata dan layak. Indonesia pada saat itu memerlukan dasar negara yang mutlak agar bisa menjalankan sistem kenegaraannya sendiri. Maka, ketika Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku Ketua Badan dan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUK), pada Mei 1945, meminta agar sidang segera mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka, mengingatkan para pendiri bangsa untuk menggali kepribadian dan jati diri bangsa yang telah terpendam dalam sejarah.
            Alhasil, prinsip-prinsip dasar negara Indonesia merdeka tidak dipungut dari udara, melainkan dari dalam bumi sejarah bangsa Indonesia itu sendiri.

Fase pembuahan
            Sejak tahun 1924, Perhimpunan Indonesia (PI), di Belanda, mulai merumuskan konsepsi ideologi politiknya bahwasanya tujuan kemerdekaan itu memiliki dasar prinsip, yaitu: persatuan nasional, solidaritas, non-kooperasi, dan kemandirian. Konsepsi ideologi PI itu sebenarnya buah sintesis dari ideologi-ideologi terdahulu.
            Di tahun yang sama, Tan Malaka berpendapat di dalam bukunya Naar de Republiek Indonesia bahwa paham kedaulatan rakyat atau demokrasi telah mengakar kuat dalm tradisi masyarakat Nusantara. Dalam waktu yang hampir bersamaan,  pemikir-pemikir memiliki pandanganya masing-masing seperti Tjokroaminato yang mengidealiskan suatu pemikirannya terhadap suatu sintetis antara Islam, sosialisme, dan demokrasi. Ada juga pemikiran Soekarno mengenai sintetis ideologi yang di rumuskan pada tahun 1930, yang berisikan rumusan sintetis dari subtansi unsur Ideologi menurut pandangannya bahwa pergerakan rakyat Indonesia mempunyai tiga sifat (nasionalis, Islamistis, dan marxistis) menjadi istilah “sosio-nasionalisme” dan “sosio-demokrasi”.
            Puncak dari segala usaha untuk mencari sintesi ideologi tersebut adalah Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928), dengan visinya yang mempertautkan keragaman dalam kesatuan tanah air dan bangsa. Semua hasil pergumulan sejarah yang telah melekat dalam benak para pendiri bangsa, tentunya dengan memperhitungkan segala aspek yang ada, membuat para perumus dasar negara menjadi lebih mudah untuk merumuskan bagaimana nantinya dasar negara ini.

Fase Perumusan
            Perumusan dasar negara Indonesia merdeka mulai di bicarakan pada sidang pertama BPUK (pada tanggal 29 mei-1 juni 1945). Dalam rencana awal yang disusun oleh Jepang, kemerdekaan akan diberikan melalui dua tahap yaitu pertama melalui BPUPK kemudian disusul dengan pendirian PPKI. Tugas BPUPK itu hanyalah melakukan penyelidikan mengenai persiapan kemerdekaan, sedangkan untuk rancangan dan penetapan UUD menjadi kewenangan dari PPKI. Tetapi dengan kreatifitas dan keberanian yang kuat, para pemimpin bangsa dapat menerobos batas formalitas tersebut.
            BPUPK telah mengemukakan pandanganya terhadap dasar negara melalui pemikiran-pemikiran dari anggotanya, yang di antaranya adalah: Pentingnya nilai ketuhanan sebagai fundamen kenegaraan, Pentingnya nilai kemanusiaan sebagai fundamen kenegaraan, Pentingnya nilai persatuan sebagai fundamen kenegaraan, Pentingnya nilai-nilai demokrasi permusyawaratan sebagai fundamen kenegaraan, Pentingnya nilai keadilan/kesejahteraan sosial sebagai fundamen kenegaraan. Pemikiran-pemikiran yang dikemukakan tersebut bisa terlihat jelas bahwasanya secara subtansif semua prinsip dasar negara. Meski demikian, prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh BPUPK itu masih belum dikatakan layak karena bentuknya masih serabutan, dan belum ada yang mengusungkan prinsip secara sistematis dan holistik sebagai dasar negara yang koheren. Meskipun demikian pandangan-pandangan yang telah diusungkan oleh anggota BPUPK telah memberikan masukan penting bagi Soekarno untuk mengkombinasikan konsepsinya dan ideologi-ideologi dalam pemikirannya untuk membuat suatu dasar negara yang utuh dan bisa menjadi suatu dasar yang dapat dijadikan sebagai tuntunan atau panutan bagi suatu negara.
            Menjelang pidatonya pada tanggal 1 Juni, Soekarno bercerita akan kebimbanganya dan ketakutannya akan apa yang harus dia sampaikan esok pada tagal 1 Juni di pidatonya dalam mengemukakan usulnya tentang dasar negara. Soekarno bercerita, pada malam hari sebelum esoknya dia berpidato Soekarno keluar dari rumahnya di sana dia hanya menemui kesunyian malam, dia berfikir dan dia merasa betapa kecilnya manusia dan betapa dhaifnya aku (Soekarno) ini, di situlah dia merasa pertanggungjawaban yang amat berat dan besar yang di letakan di pundaknya, karena esok dia  harus mengusulkan pendapatnya tentang dasar negara yang harus dia sampaikan untuk negara yang dia emban saat ini. Pada saat itu dengan segenap kerendahan hatinya dia berdoa pada sang pencipta “Ya Allah, ya rabbi, berikanlah petunjukmu kepadaku. Berikanlah petunjukmu kepadaku apa yang harus aku katakan esok saat aku berpidato nanti, sebab engkaulah tuhanku, engkau yang mengerti pertanyaan yang di berikan oleh ketua Dokurisu Zynbi Tyoosakai itu bukan barang yang remeh, yaitu dasar dari negara Indonesia merdeka. Dasar negara yang telah diperjuangkan oleh rakyat Indonesia selama berpuluh-puluh tahun dengan segenap penderitaanya. Aku, ya Tuhan, telah kau beri kesempatan untuk melihatnya. Mereka yang dipenjara, mereka yang disiksa, mereka yang tak punya dosa mati dengan segenap perjuanganya, dan aku melihat semua dengan jelas dengan mataku. Dalam sebuah surat itu dia mengamanatkan kepada saya.’Bung karno, besok aku akan meninggalkan dunia ini, lanjutkanlah perjuangan kita ini’. Ya tuhan ya allah, ya rabbi, berilah petunjuk kepadaku, sebab esok hari aku harus menjawab pertanyaan yang amat penting ini.
            Pada akhirnya Soekarno mendapat jawaban dari yang kuasa, beliau merumuskan lima prinsip meja statis dan leitstar dinamis di dalam pidatonya pada 1 Juni. Kelima prinsip yang dikemukakan oleh bung karno menjadi titik persetujuan segenap elemen bangsa itu, prinsip tersebut meliputi: 1. Kebangsaan Indonesia, 2. Internasionalisme, atau Prikemanusiaan, 3. Mufakat atau Demokrasi, 4. Kesejahteraan sosial, 5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan
Kelima prinsip yang dibuat Soekarno di atas adalah suatu konsep dasar negara yang disebut dengan Pancasila. Tetapi, sehebat apapun hasil penggalian dan uraian dari Soekarno tersebut, eksposisinya itu adalah masih sebagai pemikiran Soekarno pribadi, dan masih perlu kesepakatan dari BPUPK sebelum memang mutlak dipakai sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Dan pada proses ini prinsip-prinsip yang diusungkan oleh Soekarno itu mengalami proses reposisi dan penyempurnaan.
Di akhir pertemuan Soekarno yang membahas tentang usulan-usulan dari panitia kecil, Soekarno berinisiatif membentuk panitia kecil (tidak resmi) beranggotakan sembilan orang, yang kemudian disebut sebagai panitia sembilan. Panitia sembilan ini bertugas untuk menyusun undang-undang dasar yang di dalamnya terdapat dasar negara. Panitia sembilan ini berhasil merumuskan dan menyetujui rancangan pembukaan UUD itu, yang kemudian ditandatangani oleh setiap anggota dari panitia sembilan pada tanggal 22 juni. Rancangan tersebut diberi nama oleh Soekarno dengan nama “Mukadimah”,  oleh M. Yamin disebut sebagai “Piagam Jakarta”, dan oleh Sukiman Wirjosandjojo disebut sebagai “Gentelmen’s Agreement”.
Dalam perumusan UUD ini terdapat pula konflik-konflik yang terjadi, dan paada akhirnya BPUPK menyepakati pembukaan UUD 1945 pada 11 Juli. Semangat gotong royong senbagai dasar menusia Indonesia yang disebutkan oleh Soekarno tercerminkan dalam proses perumusan hukum dasar (batang tubuh UUD). Pada hari kedua masa persidangan kedua BPUPK (11 Juli) Radjiman Widiodiningat membentuk 3 panitia: panitia rancangan hukum dasar, panitia rencana keuangan dan ekonomi, dan panitia perancang pembelaan tanah air.
Dalam perkembangannya terdapat beberapa tahap yang terjadi dalam pembentukan rancangan UUD. Pada 11-12 Juli panitia kecil mulai merancang batang dari UUD yang kedua dan hasil rancangan atau rumusannya itu diperbicarakan pada rapat besar panitia perancang yang diketuai oleh Soekarno pada tanggal 13 Juli 1945. Setelah diperbincangkan rapat besar panitia perancang, lahirlah rancangan pertama UUD, setelah rancangan pertama dibahas dalam rapat besar BPUPK pada 14 Juli, lahirlah rancangan kedua UUD. Rancangan ini kemudian mendapatkan masukan-masukan baru lagi pada rapat besar BPUPK pada tanggal 15-16, maka lahirlah rancangan ketiga UUD (terakhir).
Berlandaskan pada Piagam Jakarta, panitia ini merumuskan lima pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD.  Diantaranya yaitu : 1. Negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar pada persatuan, 2. Negara yang berdasar atas hidup kekeluaargaan, 3. Negara yang berkedaulatan rakyat, 4. Negara berdasar atas ke-Tuhanan, 5. Negara Indonesia memperhatikan penduduk mayoritasnya, dalam konteks ini adalah umat Muslim.
              Yang selanjutnya dikatakan bahwa “pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari undang-undang dasar negara Indonesia”. Selain itu, “pokok-pokok yang mewujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negaara, baik hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis. UUD mendapatkan sebuah masukan baru yang terpapar pada pasal 28 (rancangan terakhir). Dengan penerimaan itu pula rancangan UUD 1945 mengandung semangat pemulihan hak-hak dasar yang luas dan visioner. Demikianlah, hingga akhirnya masa persidangan BPUPK telah berakhir (17 Juli), di luar skenario Jepang, BPUPK telah berhasil menyusun dasar negara (pancasila), dalam pembukaan UUD -versi piagam Jakarta sebagai norma dasar, yang menjiwai perumusan (batang tubuh) undang-undang dasar sebagai aturan dasar.

Fase Pengesahan
Walaupun banyak sekali konsesus secara luas dan rancangan UUD telah di sepakati oleh anggota BPUPK pada tanggal 16 Juli, kecuali satu orang (M. Yamin), di balik pengesah n tersebut ternyata masih terdapat ganjalan yang dirasakan oleh oleh golongan-golongan kebangsaan, karena pencantuman “Tujuh Kata” dalam Piagam Jakarta, yang dianggap itu tidak adil karena mengandung unsur perlakuan khusus bagi umat Islam, dan itu dirasa tidak cocok dengan suatu hukum dasar yang menyangkut warga negara secara keseluruhan.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI memilih Soekarno dan Moh. Hatta sebagai pebagai presiden Indonesia dan wakil presiden republik Indonesia. Dan pada saat yang sama pula PPKI menyetujui Piagam Jakarta sebagai landasan dasar pembukaan UUD 1945, kecuali “Tujuh Kata” (dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya) di belakang sila ke-Tuhanan. “Tujuh Kata” itu lantas diganti dengan “Yang maha esa”. Sehingga selengkapnya menjadi “ke-Tuhanan Yang Maha Esa”. Meskipun pencoretan “Tujuh Kata” itu menimbulkan rasa kekecewaan bagi sebagian di golongan Islam, karena dianggap melanggar kompromi sebelumnya.
Itulah proses sejarah pengonsepan Pancasila, yang melintasi banyak rangkaian dan fase-fase, yang di dalamnya itu terdapat fase pembuahan, fase  perumusan, dan juga fase pengesahan. Dimulai dari fase pembuahan pada tahun 1920 di mana di tahun itu baru menyusun konsep sintesis tentang ideologi. Dan dengan seriringnya berjalannya waktu dan proses “penemuan” Indonesia sebagai kode bangsa kebangsaan bersama. Lalu dilanjutkan dengan fase perumusan, dimulai dari sidang pertama BPUPK dengan pidato dari Soekarno (1 Juni) sebagai creme de la creme-nya yang memunculkan istilah Pancasila. Dan perumusan Pancasila ini yang begitu sulit karena banyak sekali perbedaan paham di dalam perumusannya yang akhirnya rancangan pancasila dari konsepesi dan pemikiran ideologi dari Soekarno dibenarkan pada persidangan pertama BPUK dan setelah itu diterima oleh PPKI. Dan akhirnya fase pengesahan pada tanggal 18 Agustus 1945 yang mengikat konstitusional dalam kehidupan bernegara.
Dalam setiap fase konseptualisasi dari perumusan pancasila itu melibatkan banyak sekali golongan dan diperoleh dari pemikiran-pemikiran semua anggota BPUPK, PPKI, Panitia Kecil, Panitia sembilan dll. Yang bahwasanya Pancasila merupakan pemikiran bersama yang menjadi suatu pondasi negara Indonesia ini.
Sejak disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila menjadi ideologi dasar dan pemikiran suatu bangsa. Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki peranan yang sangatlah penting karna menjadi sumber dari berbagai aspek kehidupan bangsa dan negara. Rasionalitas dalam pancasila merupakan bentuk dari pemikiran yang rasional, yang di mana Pancasila mendapatkan pembenaran teoretik, dan komparatifnya dalam teori-teori kentemporer yang menolak tentang “public religion” yang menolak tesis “separation” dan “privation”, dan mendukung tesis “differentiation”. Dalam teori ini, peran agama dan negara tidak perlu dipisahkan, melainkan dibedakan. Dengan syarat bahwa keduanya saling mengerti batas otoritas masing-masing, dengan istilah “toleransi-kembar”.

Bab 2
KETUHANAN YANG BERKEBUDAYAAN

Dasar negara yang mempunyai konteks paling sensitif di dalam suatu negara adalah konteks keagamaan yang menjadi sumber pokok utama yang ada di dalam suatu negara (kecuali negara komunis). Konsepsi ini merujuk pada pemikiran tentang ideologi yang nyata di dalam kehidupan. Ada hal yang perlu dikaitkan dalam konsepsi ini yaitu tentang keadilan.
Dalam konteksnya keadilan ini perlu dimasukan dalam konsepsi pemikiran dalam dasar negara ini, karena di dalam sebuah keagamaan dan kebudayaan memiliki banyak perbedaan dan pandangan yang hal itu harus bisa dipadukan dan harus bisa satukan supaya bisa menjadikan suatu konsepsi yang mutlak untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. Usaha-usaha kompromi dilakukan untuk menjaga harmonisasi antara pendukung ide-ide agama dengan “sekuler” kenegaraan. Hasil dialektika itu menjadikan Indonesia sebagai negara yang khas, yang dilukiskan William E. Shepard (1987) sebagai “sekularisme religius”, di mana proses sekulerisasi harus bernegosiasi dengan religiosasi.
KeTuhanan dalam kerangka Pancasila mencerminkan komitmen etis bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kehidupan publik-politik yang berlandaskan nilai-nilai moraalitas dan budi pekerti yang luhur. Dalam mengamalkan komitmen etis keTuhanan ini, Pancasila harus didudukkan secara proporsional, bahwa dia bukanlah agama (sebenarnya), tetapi merupakan konsepsi “agama sipil” yang bisa melibatkan nilai-nilai moral universal agama-agama, namun juga secara jelas dapat dibedakan dari agama.
Memang ada faktor budaya yang dipengaruhi oleh agama yang menjadi rintangan bagi kemajuan. Akan tetapi, dalam konteks yang lain, agama bisa menjadi sumber kemajuan, itu merupakan hal yang harus dipertimbangkan. Dengan Pancasila, kehidupan kolektif yang berorientasi pada penghayatan nilai-nilai itu terangkat dari tingkat sekuler ke tingkat moral atau sakral.

Bab 3
KEMANUSIAAN UNIVERSAL

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Di dalam konteksnya sila tersebut memiliki sebuah tujuan atau maksud di mana negara ini itu mengutamakan adanya rasa solidaritas yang tinggi dan kemanusiawian yang mutlak untuk ditetapkan. Sebagai mana maknanya sila tersebut adalah sebagai panutan bagi kehidupan di negara ini untuk bisa mengutamakan jiwa sosialnya dan jiwa kemanusiaanya untuk membantu sesama dan menjalin ikatan persaudaraan secara global.
Di sisi lain, karena ada stimulus pemikiran dan pergerakan internasional dalam formasi kebangsaan Indonesia, nasionalisme Indonesia membalas kontribusi internasional ini dengan mengembangkan nasionalisme yang lapang, yang mempertautkan diri dengan kemanusiaan universal dalam pergaulan antarbangsa (internasionalisme).
Solidaritas internasional ini pada awal pertumbuhannya terutama dipertautkan dengan bangsa-bangsa terjajah lainnya, terutama di Asia sebagai kawasan yang terdekat, dengan mengembangkan perasaan sensib-sepenanggungan dalam kerangka “Revolusi Asia” atau “Pan-Asiatisme”. Dengan kesadaran akan pertautan rasa kemanusiaan antarbangsa, menjadi jelaslah bahwa sosok nasionalisme yang hendak dikembangkan bangsa Indonesia adalah nasionalisme yang luas, yang berdimensi internasionalisme. Dengan kesadaran eratnya hubungan antara nasionalime dengan internasionalisme, orientasi kemanusiaan yang adil dan beradab itu bersifat ganda: “keluar”(ikut memperjuangkan perdamaian dan keadilan dunia) dan “ke dalam” (memuliakan hak-hak asasi manusia, sebagai individu ataupun kelompok).
Kesadaran akan pentingnya internasionalisme sebagai wahana saling belajar dan saling membantu dalam kebaikan, membuat para pendiri bangsa mempelajari pelbagai rancangan konstitusi negara-negara besar di dunia dalam merumuskan rancangan UUD. Meskipun demikian, keterbukaan mereka terhadap asupan dari berbagai negara luar tidak menyurutkan tekad mereka untuk menyusun konstitusi yang cocok bagi tata-nilai masyarakat Indonesia sendiri.
Pada dasarnya kemanusiaan universal ini bisa dijadikan sebagai sub konteks dari sila ketiga yang ada dalam pancasila, karena arti nyata dari kemanusiaan yang universal itu adalah kemanusiaan yang menyeluruh, dalam garis besar kemanusiaan yang berasaskan atas keTuhanan yang didasari dengan kesatuan dan persatuan.

Bab 4
PERSATUAN DALAM KEBHINEKAAN

Pancasila memiliki konsepsi dasar negara mengenai persatuan Indonesia, itu artinya pancasila sebagai negara yang mendapatkan kemerdekaannya dengan kerja keras para pejuangnya dengan menyatukan rakyatnya sehingga Indonesia bisa mendapatkan apa itu yang namanya kemerdekaan atau bebas dari penjajahan. Meski menunjukkan keragaman dan perubahan, sebagai dampak kehadiran aneka budaya dan peradaban besar dalam jangka waktu panjang, baik yang hadir serentak maupun beruntun, yang kuat maupun yang lemah, Nusantara, dalam pandangan Dennis Lombard, masih mampu mempertahankan “keasliannya” yang mendalam.
Dengan pendekatan geopolitik, yang mempertautkan antara orang dan tempat, seorang Soekarno menyimpulkan bahwa kehendak untuk bersatu dan persatuan perangai karena kesmaan nasib saja tidak cukup sebagai dasar pembentuk suatu nationale staat, melainkan perlu dihubungkan dengan kesatuan geopolitik berskala luas. Asal-usul yang menyangkut persatuan kebangsaan Indonesia tersebut telah digodok oleh panitia kecil (tidak resmi) beranggotakan sembilan orang, yang bertugas merumuskan rancangan Pembukaan UUD. Berdasarkan hasil rumusan Panitia Sembilan, yang disepakati pada 22 Juni 1945, kebangsaan Indonesia diakui sebagai salah satu Dasar Negara dalam ungkapan “Persatuan Indonesia”. Posisinya ditempatkan pada urutan (sila) ketiga pada Pancasila, mengalami pergeseran dari urutan pertama dalam pidato Soekarno pada 1 Juni 1945.
Upaya negara untuk memberi ruang bagi koeksistensi dengan kesetaraan hak bagi berbagai kelompok etnis, budaya, dan agama juga tidak boleh dibayar oleh ongkos yang mahal berupa fragmentasi masyarakat.  Oleh karena itu, setiap kelompok dituntut untuk memiliki komitmen kebangsaan dengan menjunjung tinggi konsesus nasional seperti yang tertuang dalam Pancasila dan konstitusi negara, serta unsur-unsur pemersatu lainnya, seperti bahasa Indonesia.


Bab 5
DEMOKRASI PERMUSYAWARATAN

Negara persatuan dari kebangsaan multikultur bisa bertahan lebih kokoh jika berdiri di atas landasan pengelolaan pemerintahan yang sanggup menjamin keseimbangan antara pemenuhan prinsip kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan, yang berlaku bagi segenap warga dan elemen kebangsaan. Yang dituntut bukan hanya pemenuhan hak-hak individu dan kelompok masyarakat, melainkan juga kewajiban untuk mengembangkan solidaritas sosial dalam rangka kemaslahatan umat.
Dalam pandangan Soekarno, pengaruh Islam di Nusantara membawa transformasi masyarakat feodal menuju kepada masyarakat yang lebih demokratis. Dalam perkembangannya, Moh. Hatta juga berpendapat bahwa stimulus Islam sebagai salah satu penyebab yang menghidupkan cita-cita demokrasi di dalam kalbu para pemimpin pergerakan kebangsaan. Nilai-nilai demokratis Islam itu bersumber dari akar-akar teologisnya. Inti dari keyakinan Islam adalah pengakuan kepada keTuhanan yang maha esa, sehingga melahirkan prinsip pada paham kesetaraan (kesederajatan)manusia di hadapan Tuhan, yang melarang adanya perendahan martabat dan pemaksaan kehendak antara sesama manusia. Transformasi ini tercermin pada sikap orang-orang Indonesia antar sesama.
Dalam demokrasi, isu terpenting adalah bagaimana sebuah roda pemerintahan dapat dijalankan dengan baik tanpa adanya pihak yang terdiskriminasi ataupun pihak yang dikesampingkan oleh suatu hal. Semua kalangan atau pihak berhak untuk memberikan aspirasinya atau pendapatnya, dengan tujuan untuk menuju kepada yang lebih baik.
 Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki peraturan-peraturan yang dibentuk berdasarkan kebijakan-kebijakan pemerintahanya dengan melalui permusyawaratan (demokrasi). Dalam kasus ini, Indonesia sangat peduli akan pemikiran bersama yang membuat semuanya itu merasa tidak ada yang didiskriminasikan. Indonesia adalah negara yang mempunyai pemimpin (presiden). Indonesia mempunyai cara tersendiri dalam pemilihan pemimpin negaranya, yaitu dengan cara demokrasi atau permusyawaratan, yang sekarang di sebut sebagai pemilu.

Bab 6
KEADILAN SOSIAL

            Keadilan sosial merupakan sebuah gagasan pokok yang dilandaskan oleh dasar negara ini. Sila ke lima ini juga merupakan satu-satunya sila yang ada dalam pembukaan UUD 1945 di mana sila kelima ini merupakan tubuh penting dari UUD yang membuat ideologi bangsa ini menjadi utuh dan bisa dijadikan suatu acuan yang baik dan memiliki nilai-nilai yang rasional. Sila kelima ini merupakan gabungan dari konsepsi atau aspek-aspek dari sila sebelumnya, yang intinya di dalam sila ini merujuk kepada semua aspek yang ada di dalam kehidupan berbangsa di negara ini. Tanpa adanya konsepsi pemikiran dari sila kelima ini kehidupan di negara ini pasti akan sedikit mengalami kekurangan dalam hal kesejahteraan sosial, kedamaian bangsa dan juga bisa pula terjadi konflik atau beda paham antar sesama warga negara, karena di dalam negaranya tidak ada keadilan sosial yang artinya keadilan yang menyeluruh untuk semua bukan untuk satu objek atau golongan.
            Keadilan sosial ini merupakan landasan ideologi bangsa yang sangat berpengaruh penting akan kesenjangan sosial bangsa ini. Segala komponen dalam bernegara jika tidak ada keadilan di muka bumi ini pastilah tiada arti, karena hidup ini bagaikan tidak memiliki arti jika tidak mendapatkan apa itu yang namanya keadilan. Pancasila sangatlah sensitif bagi bangsa maka dari itulah sila kelima ini dibuat berdsar ideologi yang ada dan dengan konsepsi yng begitu sistematis sehingga bisa diterima di dalam kehidupan di negara ini. Semua ini merupakan sekema dari ideologi yang sosialis, dan demokratis, yang dimana skema itu merupakan kunci dari dasar negara yang sebenarnya.

Bab 7
                                        PENUTUP                                       

Pancasila sebagai landasan negara ini memiliki makna dan tujuan yang sangat penting dalam sebuah sistem kenegaraan. Indonesia merdeka itu karena landasan kelima sila ini yang menjadi dasar negara Indonesia. Kelima sila tersebut memiliki landasan ontologis, epistimologis, dan aksiologis yang kuat. Dalam kehidupan bernegara ini perlu pendalaman yang di dasarkan oleh pancasila, karena dimana ideologi sebuah bangsa terbentuk itu karena ada suatu landasan dasarnya.
Demikianlah, para pendiri bangsa mewariskan kepada kita semangat, alasan, dan tujuan perjuangan kebangsaan sedemikian terang dan luhurnya. Kehilangan terbesar dari bangsa ini bukanlah kemerosotan ekonomi atau kehilangan pemimpin, melainkan kehilangan karakter dan harga diri, karena diabaikannya semangat dasar kehidupan bernegara. “Aib terbesar”,  kata Juvenalis, “Ketika kamu lebih mementingkan kehidupan ketimbang harga diri, sementara demi kehidupan itu sendiri engkau kehilangan prinsip-prinsip kehidupan”.